Minggu, 22 November 2009

Kemurahan ??

Di Amerika,, ada seorang anak yang sangat nakal, tidak umum. Dia sudah berkali-kali dihukum oleh gurunya, sudah dipukul, sudah disetrap, sudah disuruh melakukan segala sesuatu, tetapi dia memberontak terus dan dia tidak peduli dengan gurunya. Sampai dia sudah kebal, dia sudah terbiasa dipukul, dia sudah biasa dihukum.

Sampai pada suatu saat dia melakukan sesuatu yang cukup fatal. Pada waktu itu dia sudah kelas 4 SD, sudah cukup besar. Ketika dia sedang berjalan dia melihat seorang anak kelas satu. Anak ini melihat kakak kelasnya nampak agak aneh, tidak sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika dia melihat bagaimana anak itu memandanginya, didatanginya anak itu, diseretnya, ditelungkupkan dan mukanya ditekankan dan digesek-gesekan ke pasir. Anak itu menangis luar biasa, tetapi dia tidak peduli dengan anak itu. Teman-temannya tidak ada yang berani membela anak itu karena mereka semua merasa takut.
Akhirnya gurunya datang, dia mengatakan: "Tommy, apa yang kau perbuat?"
Dia berkata: "Saya sudah tahu apa yang akan kau perbuat."
"Tommy," kata gurunya dengan halus.
"Tidak usah banyak bicara, kamu datang untuk menghukum saya, kan? Hukumlah saya."
Kalau anda yang menjadi gurunya, apa yang akan Anda lakukan ? Anak ini bandelnya luar biasa, memberontaknya luar biasa. Pada saat itu Kepala Sekolah datang, melihat dan bertanya kepada gurunya apa yang dilakukan Tommy. Belum sampai gurunya menjawab, dia sudah menjawab: "Bapak juga mau menghukum saya ?Silahkan menhukum saya. Saya tidak takut dengan hukuman!"
"Saya mau tanya," kata Kepala Sekolah. "Apa kesalahan anak kecil itu? Mengapa kamu perlakukan begitu?"
"Karena dia memandang saya."
"Lho, kalau tidak mau dipandang ya jangan ke sekolah? Mengunci diri di kamar saja!"
Tetapi Kepala Sekolah sudah tidak tahu harus berbicara apa lagi. "Harus diapakan anak ini?" pikirnya. Lalu dia katakan begini: "Kamu tahu akibat dari apa yang kamu lakukan? Kamu bisa dikeluarkan dari sekolah!"
"Silahkan."
"Kamu akan dihukum!"
"Silahkan. Aku sudah siap kamu hukum, dicambuk atau dipukul, silahkan."
Lalu anak ini dibawa ke ruangan Kepala Sekolah. Gurunya, Tommy dan Kepala Sekolah masuk ke dalam ruangan Kepala Sekolah. Sekali lagi Tommy ditanya: "Kamu tahu akibat perbuatanmu?"
"Saya tahu," katanya sambil menatap Kepala Sekolah.
Lalu gurunya mulai berbicara: "Tommy, kamu tahu apa artinya kemurahan?"
"Kemurahan? Saya tidak tahu apa arti kemurahan," dia berkata.
"Tommy, saya akan mengajar kamu apa arti kemurahan. Kemurahan adalah apabila kamu harus dihukum, tetapi kamu tidak dihukum. Itu kemurahan."
Lalu Tommy tertawa. Tertawa keras sekali. "Ha..Ha..Ha... Jadi Bapak mau melepaskan saya? Bapak mau bebaskan saya pulang begitu saja? Ha..Ha..Ha... mana mungkin hal itu terjadi? Kiamat, Pak! Sudahlah hukum saja. Jangan terlalu banyak bicara."
Bagaimana kalau kita menghadapi anak yang seperti ini? Gurunya mengatakan: "Dengarkan baik-baik kata Bapak."
"Sudahlah, Pak, saya tidak mau banyak dengar. Hukum saja."
"Memang Tommy, setiap kesalahan ada hukumannya."

Lalu Kepala Sekolah itu menyuruh Tommy membuka sabuknya. Luar biasa bandelnya anak itu, tidak usah dipaksa Tommy membuka sendiri dan menyerahkannya: "Ini sabuk saya, silahkan saya dihukum. Ini saya menyerah, pukul saya, cambuklah saya, saya sudah siap dan saya tidak akan menangis kamu cambuk."

Luar biasa anak itu. Kepala Sekolah mengambil sabuk itu. Tetapi pada saat sabuk itu siap dipukulkan kepada Tommy, Guru kelas berdiri di depan Tommy, dan berkata: "Pukullah saya, pukul terus!"

Kepala Sekolah memukul terus sampai Guru itu berdarah. Tommy melihat dari belakang, bertanya-tanya di hatinya: "Mengapa Guru saya lakukan ini demi saya yang nakal sekali?"
Melihat darah gurunya, Tommy berteriak: "Cukup! Cukup!"

Tetapi Guru tetap dipukuli. Tommy menangis. Dia anak yang tidak pernah menangis, tetapi sekarang dia berteriak-teriak dan menangis. Dan dia tersungkur di depan Kepala Sekolah dan mengatakan, "Pak, guruku tidak bersalah, aku yang bersalah, pukullah aku!" Tetapi tidak ada tanggapan. Sampai selesai sepuluh kali Guru dipukul, berdarah.

Tommy memeluk gurunya dan Guru merangkul dia. Lalu gurunya mengatakan: "Tommy, kamu tahu apa arti kemurahan?"
Tommy berkata: "Saya tahu." Sejak saat itu roh kemurahan turun atas hidup Tommy. Sejak saat itu dia berubah luar biasa. Dia bisa mengasihi dan dia mau berkorban bagi siapapun juga...


thx vo' Bu Nani,, blessed me more n more...
peazzZZZ,, respect,, prosp'...
aiTe,!

0 komentar:

Posting Komentar